Keberlanjutan: Warisan untuk Generasi Mendatang

Bab 9 – Keberlanjutan Warisan untuk Generasi Mendatang
Bab 9 – Keberlanjutan Warisan untuk Generasi Mendatang

Setiap pembangunan selalu menyisakan pertanyaan besar: untuk siapa semua ini dibangun? Apakah hanya untuk kepentingan hari ini, atau juga untuk anak cucu yang akan lahir esok? Bagi Desa Kersik, desa pesisir yang berdiri di antara laut dan daratan, pertanyaan ini semakin penting. Sebab kehidupan di sini sangat bergantung pada alam yang diwariskan dari generasi sebelumnya.

Laut adalah sumber nafkah, tanah adalah sumber pangan, Tumbuah mangrove di pantai adalah benteng alami. Jika semua itu rusak demi pembangunan sesaat, apa yang akan diwariskan untuk anak-anak desa? Mereka mungkin akan tumbuh dengan jalan yang lebih mulus dan bangunan yang lebih banyak, tetapi tanpa laut yang sehat, tanpa tanah yang subur, dan tanpa lingkungan yang terjaga, semua itu akan terasa kosong.

Pembangunan yang Berumur Pendek

Sering kali, pembangunan hanya berpikir jangka pendek. Kita bangga dengan proyek besar, tetapi lupa pada dampaknya. Hutan mangrove ditebang untuk lahan baru, padahal mangrove adalah pelindung dari abrasi. Laut dieksploitasi berlebihan, padahal ikan butuh waktu untuk berkembang biak. Tanah ditambang tanpa rencana pemulihan, padahal generasi mendatang butuh lahan untuk bercocok tanam.

Pembangunan yang hanya berorientasi pada hari ini ibarat orang yang menghabiskan semua bekal tanpa menyisakan apapun untuk perjalanan panjang.

Kearifan Lokal tentang Keberlanjutan

Sesungguhnya, masyarakat pesisir punya kearifan lokal yang selaras dengan prinsip keberlanjutan. Nelayan tahu ada musim ketika laut sebaiknya dibiarkan tenang. Petani tahu kapan tanah butuh istirahat. Adat lokal sering berisi larangan yang secara tidak langsung menjaga keseimbangan alam.

Tetapi modernisasi sering mengabaikan kearifan ini. Semua diukur dengan keuntungan cepat. Di sinilah pembangunan sosial harus hadir: bukan hanya membawa teknologi, tetapi juga menghargai pengetahuan lokal yang menjaga keberlanjutan hidup.

Warisan yang Lebih Berharga dari Bangunan

Anak-anak Desa Kersik mungkin akan bangga jika kelak melihat desa mereka lebih maju. Tetapi yang lebih mereka butuhkan bukan hanya bangunan, melainkan lingkungan yang masih bisa memberi kehidupan. Air bersih untuk diminum, udara segar untuk dihirup, laut yang penuh ikan, dan tanah yang bisa ditanami.

Warisan sejati bagi generasi mendatang bukanlah monumen atau gedung, melainkan lingkungan sosial dan alam yang sehat.

Refleksi untuk Desa Kersik

Bagi warga Desa Kersik, keberlanjutan berarti menjaga laut dari pencemaran, menjaga tumbuahan mangrove dari penebangan liar, menjaga kebersihan desa dari sampah plastik, dan menjaga tradisi gotong royong agar tidak hilang. Semua ini mungkin terlihat sederhana, tetapi akan menjadi penentu apakah anak cucu kita bisa hidup lebih baik atau justru lebih susah dari kita.

Pembangunan sosial harus berani berpikir panjang. Karena apa artinya kemajuan jika ia hanya meninggalkan puing-puing bagi generasi berikutnya?

Keberlanjutan adalah janji untuk tidak serakah pada hari ini dan tidak pelit pada esok hari. Ia adalah kesadaran bahwa kita hanyalah penjaga sementara dari alam dan kehidupan sosial yang kita nikmati.

Desa Kersik akan benar-benar maju jika ia bisa meninggalkan warisan yang berharga: bukan hanya jalan mulus atau gedung baru, tetapi laut yang masih kaya, tanah yang masih subur, budaya yang tetap hidup, dan solidaritas yang tidak luntur. Itulah hadiah terindah untuk generasi mendatang.

Facebook
Twitter
LinkedIn

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru