Menyulam Masa Depan dengan Benang Budaya

Bab 7 – Menyulam Masa Depan dengan Benang Budaya
Bab 7 – Menyulam Masa Depan dengan Benang Budaya

Di setiap desa, budaya adalah jantung yang berdenyut dalam kehidupan sehari-hari. Ia tampak dalam cara orang menyapa, dalam doa yang dibisikkan sebelum berlayar, dalam gotong royong di sawah, dan dalam irama musik tradisional yang dimainkan saat hajatan. Budaya adalah identitas—sesuatu yang membuat sebuah desa tetap utuh meski dunia di sekelilingnya berubah.

Di Desa Kersik, budaya pesisir bukan sekadar cerita lama. Ia hadir dalam tradisi nelayan yang percaya pada tanda-tanda alam, dalam kebiasaan warga yang masih berkumpul untuk bermusyawarah, atau dalam adat lokal yang menjaga keseimbangan antara manusia dan laut. Budaya inilah yang mengajarkan bahwa manusia tidak hidup sendiri, melainkan bersama orang lain dan bersama alam.

Budaya sebagai Penopang Sosial

Budaya tidak hanya menjaga warisan masa lalu, tetapi juga memperkuat ikatan sosial. Ketika warga desa berkumpul dalam acara adat atau hajatan, mereka tidak hanya merayakan sebuah peristiwa, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan. Setiap orang tahu perannya, setiap orang merasa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar.

Namun, dalam arus modernisasi, budaya sering kali dianggap ketinggalan zaman. Anak muda lebih mengenal lagu pop daripada musik tradisi, lebih akrab dengan gawai daripada permainan rakyat. Budaya perlahan kehilangan ruangnya, digantikan oleh kebiasaan yang lebih praktis, lebih instan.

Ancaman Hilangnya Identitas

Hilangnya budaya bukan hanya hilangnya tradisi, tetapi juga hilangnya identitas. Jika anak-anak di Desa Kersik tumbuh tanpa mengenal cerita rakyat, tanpa ikut permainan tradisional, atau tanpa memahami doa yang biasa dipanjatkan nelayan sebelum berlayar, maka mereka akan kehilangan akar. Dan manusia yang kehilangan akar akan mudah tercerabut dari lingkungannya.

Pembangunan sosial harus sadar akan hal ini: bahwa menjaga budaya sama pentingnya dengan membangun jalan atau jembatan. Karena budaya adalah jembatan yang menghubungkan masa lalu dengan masa depan.

Budaya dan Keberlanjutan

Budaya juga mengajarkan kita tentang keberlanjutan. Banyak adat lokal yang sesungguhnya berfungsi menjaga keseimbangan alam. Misalnya, larangan menangkap ikan pada waktu tertentu, atau tradisi menjaga hutan mangrove atau bumbuhan di sepadan Pantai sebagai benteng alami desa. Nilai-nilai budaya ini sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan.

Dengan demikian, budaya bukan sekadar hiasan, tetapi juga panduan praktis untuk hidup selaras dengan alam.

Refleksi untuk Desa Kersik

Bagi Desa Kersik, menyulam masa depan berarti tidak melupakan benang budaya. Modernisasi dan pembangunan boleh datang, tetapi jangan sampai membuat kita kehilangan tradisi yang menjadi identitas. Anak-anak harus tetap tahu bagaimana cara orang tua mereka hidup, bagaimana doa dipanjatkan sebelum melaut, bagaimana gotong royong dijalankan dalam setiap acara.

Karena budaya bukan beban masa lalu, melainkan kekuatan yang bisa dibawa ke masa depan.

Budaya adalah benang yang menyulam masa depan. Tanpa budaya, pembangunan sosial akan kehilangan warna, menjadi sekadar rangka kosong. Tetapi dengan budaya, pembangunan akan memiliki jiwa, memiliki akar, memiliki arah.

Desa Kersik bisa tumbuh menjadi desa yang maju tanpa kehilangan identitas, desa yang modern tetapi tetap akrab dengan tradisinya, desa yang menyulam masa depan dengan benang-benang budaya yang tak lekang oleh waktu.

Facebook
Twitter
LinkedIn

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru