Setelah Jalan dan Jembatan, Saatnya Membangun Manusia Kersik

Musrenbang
Musrenbang

BPU Desa Kersik penuh sejak pagi. Spanduk Musrenbang terpasang rapi; berita acara kami tandatangani; foto bersama menutup sidang. Musyawarah berjalan lancar—itu kabar baik pertama. Kabar baik kedua: antusiasme warga tetap tinggi. Tapi sebagai kepala desa, saya membawa pulang satu catatan yang tak bisa diabaikan: mayoritas usulan masih bertumpu pada pembangunan fisik—jalan lingkungan, drainase, pagar, lampu. Penting, tentu. Namun pembangunan manusia—pendidikan, kesehatan, keterampilan, literasi digital, pemberdayaan ekonomi—belum mendapat panggung yang semestinya.

Mengapa Kita “Jatuh Cinta” pada Beton

Ada alasan sosiologis dan birokratis kenapa usulan fisik selalu menang cepat:

  1. Terlihat dan terukur. Beton, paving, dan lampu bisa difoto dan dihitung meternya.
  2. Warisan pola pikir lama. Kinerja sering dinilai dari seberapa banyak bangunan berdiri.
  3. Rasa aman administrasi. Dokumen teknis fisik lebih jamak tersedia; OPD pun familiar.
  4. Kebutuhan dasar yang memang belum tuntas. Akses jalan/air/drainase masih ada yang bolong.

Namun, bila kita terus menunda agenda manusia, jalan akan mulus tapi tak banyak membawa orang naik kelas. Pembangunan fisik tanpa peningkatan kapasitas warga seperti menyiapkan panggung tanpa aktor.

Contoh Menyusun Paritas Baru 60% Fisik, 40% SDM

Mulai perencanaan RKPDes 2026, saya mengajukan target paritas: minimal 40% paket program kita mengarah ke SDM & pemberdayaan. Ini bukan mengurangi pentingnya fisik, melainkan menyeimbangkan. Jalan tetap dibangun, tapi dalam logika manfaat manusia: jalan menuju pasar, akses sekolah, rute wisata, dan rantai nilai UMKM.

Lima Klaster Program SDM yang Harus Masuk Daftar Prioritas

  1. Pendidikan & Keterampilan
    1. Beasiswa vokasi/sertifikasi singkat (las, mesin, operator alat berat, pemandu wisata).Kelas literasi digital & keamanan siber untuk remaja.
  2. Kesehatan Keluarga
    1. Penguatan posyandu ibu-anak dan posyandu remaja (gizi, kesehatan mental dasar, reproduksi sehat).
    1. Gerakan “desa bebas stunting” berbasis dapur warga dan kebun gizi.
  3. Ekonomi Desa & UMKM
    1. Inkubasi produk olahan (kelapa, ikan, hasil kebun), desain kemasan, izin PIRT/halal.
    1. Kelas keuangan rumah tangga & akses pembiayaan mikro; pendampingan toko daring.
  4. Pemuda, Budaya, dan Desa Wisata
    1. Local guide training, manajemen acara kecil, hospitality rumahan.
    1. Dokumentasi budaya—termasuk tradisi seperti makkela-kela—sebagai aset narasi desa.
  5. Tata Kelola & Data
    1. Sensus sosial desa (single data) untuk memetakan kemiskinan, pengangguran, keterampilan.

Contoh Cara Kerja: Dari Wacana ke Meja Musrenbang

  • Pra-Musrenbang RT Tematik. Selain “infrastruktur”, kita buka kanal khusus “SDM & Ekonomi”. Setiap RT wajib mengirim minimal 2 usulan SDM lengkap dengan penerima manfaat, indikator, dan estimasi biaya.
  • Format Usulan yang Sederhana tapi Tajam. Nama kegiatan, masalah yang diselesaikan, siapa penanggung jawab, berapa penerima manfaat, dan ukuran keberhasilan (mis. 100 ibu mengikuti kelas gizi; 30 remaja lulus sertifikasi operator).
  • Skema Dana Campuran.
    • APBDes/Dana Desa: program dasar (kader, posyandu, pelatihan awal).
    • Kolaborasi APBD/OPD: pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan.
    • CSR & Kampus: beasiswa, pelatihan, pendampingan bisnis.
  • Prioritas P1–P5 yang Jelas. Fisik strategis—akses sekolah, pasar, sentra UMKM—masuk P1/P2. Kegiatan SDM dengan dampak luas juga kita dorong ke P1/P2, bukan disisihkan ke prioritas rendah.
  • Monitoring sederhana, disiplin bukti. Foto, daftar hadir, prates–pascates, dan testimoni dijadikan standar. Ini memudahkan evaluasi dan penganggaran ulang.

Contoh Indikator yang Kita Kejar

  • 100 warga bersertifikat keterampilan (minimal 30% perempuan).
  • 0 kasus stunting baru; cakupan posyandu aktif ≥90%.
  • 10 produk UMKM berizin PIRT/halal dan masuk pasar digital.
  • 50 pemuda dilatih sebagai pemandu/penyelenggara acara desa.
  • Satu peta data rumah tangga—menjadi rujukan semua OPD/mitra.

Catatan untuk Perbaikan

Saya memahami dorongan untuk memperbaiki jalan, parit, dan lampu. Di lapangan, itulah yang paling sering kita dengar. Tetapi tahun-tahun yang akan datang mari tambah satu kalimat di setiap rapat RT: “Apa program untuk meningkatkan kemampuan warga kita?” Usulkan kelas keterampilan, pendampingan UMKM, posyandu remaja, literasi keuangan. Bila format teknis dibutuhkan, pemerintah desa akan menyediakan contoh proposal singkat dan pendamping.

Pelajaran dari Musrenbang Hari Ini

  1. Partisipasi sudah baik, kurasi perlu ditajamkan. Antusiasme hadir; tugas kita mengarahkan agar usulan menjawab masalah—bukan sekadar daftar belanja.
  2. Koalisi warga–sekolah–UMKM. Beberapa guru dan pelaku usaha hadir; ini modal untuk membangun “kelas desa” rutin.
  3. Budaya musyawarah yang rapi. Proses tertib membuat kita punya ruang untuk inovasi program tanpa kehilangan akuntabilitas.

Jalan yang baik membuat orang bergerak. Manusia yang baik membuat desa maju. Musrenbang hari ini meneguhkan komitmen pertama; mulai besok, kita tancapkan komitmen kedua. Kersik tidak hanya ingin mulus jalannya, tetapi tajam otot dan otaknya, hangat budayanya, sehat keluarganya, kuat usahanya.

Sebagai kepala desa, saya membuka pintu kolaborasi. Mari kita tulis RKPDes 2027 dengan keseimbangan baru: beton yang perlu, manusia yang utama.

Facebook
Twitter
LinkedIn

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru